Setelah AS melarang penggunaan teknologi 5G Huawei karena alasan keamanan, berbagai negara mulai mengikuti. Huawei sekarang menghadapi penolakan dari berbagai pemerintah lain atas risiko bahwa teknologinya dapat digunakan untuk spionase. Negara mana saja yang mencekal teknologi 5G huawei dan apakah Indonesia termasuk?
Oleh: Tim Pemeriksa Fakta BBC News
Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk melarang perusahaan-perusahaannya menggunakan penyedia jasa telekomunikasi asing yang dianggap memberikan risiko keamanan, adalah serangan terbaru yang tampaknya ditujukan terhadap perusahaan teknologi raksasa China, Huawei.
AS telah berada di garis depan dalam upaya untuk membatasi penggunaan peralatan Huawei untuk teknologi 5G, dengan alasan masalah keamanan yang serius. Huawei sekarang menghadapi penolakan dari berbagai pemerintah lain atas risiko bahwa teknologinya dapat digunakan untuk spionase. Jadi negara mana saja yang memblokir teknologi 5G Huawei, dan negara mana yang memungkinkannya beroperasi? Ini adalah teknologi baru yang masih dalam tahap implementasi yang sangat awal, dan banyak negara masih memutuskan peran apa—jika ada—yang harus dimainkan oleh Huawei. Namun Huawei mengatakan telah menandatangani lebih dari 40 kontrak 5G komersial di seluruh dunia, termasuk di Eropa, Timur Tengah, dan Asia.
FIVE EYES
Australia secara efektif mencekal Huawei dan perusahaan telekomunikasi China lainnya, ZTE, tahun lalu, ketika negara itu menerapkan aturan keamanan nasional pada perusahaan yang memasok peralatan untuk perusahaan telekomunikasi. Selandia Baru telah melarang Huawei memasok satu jaringan seluler dengan peralatan 5G, tetapi belum mengesampingkan semua kontrak Huawei 5G sepenuhnya. Kedua negara ini, bersama dengan Inggris dan Kanada, membentuk apa yang disebut jaringan intelijen bersama bertajuk “Five Eyes” bersama AS. Inggris masih mengkaji kebijakan teknologi 5G dan memungkinkan Huawei untuk memasok komponen 5G “non-inti,” seperti tiang antena. Kanada masih mempertimbangkan keputusannya atas Huawei. Amerika Serikat telah secara efektif memblokir semua keterlibatan Huawei dalam jaringan 5G-nya.
BELUM ADA KEPUTUSAN DI SELURUH EROPA
Sejauh ini, tidak ada negara Eropa yang secara resmi memblokir Huawei, dan sebagian besar kontrak 5G saat ini adalah dengan perusahaan yang beroperasi di Eropa. Uni Eropa pada bulan Maret mengeluarkan rekomendasi tentang keamanan 5G, meminta negara-negara anggota untuk meninjau jaringan mereka pada akhir bulan Juni, dan melaporkan temuan mereka kepada Komisi Uni Eropa.
Meskipun mendapat tekanan dari Amerika Serikat, namun Jerman telah menolak larangan tersebut, dan Prancis belum mengindikasikan rencana untuk mengikuti sikap garis keras terhadap perusahaan China tersebut.
Perusahaan telekomunikasi terbesar Belanda, KPN, telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan Huawei membangun infrastruktur “inti” 5G-nya, tetapi Huawei bisa memasok peralatan lain yang dianggap tidak terlalu sensitif. Pemerintah Belanda diperkirakan akan membuat keputusan untuk menggunakan peralatan Huawei pada akhir bulan Juni.
MELINTASI ASIA
Korea Selatan meluncurkan layanan 5G komersial bulan lalu, dan salah satu dari tiga operatornya telah menggunakan peralatan 5G yang dipasok oleh Huawei.
Uji coba 5G akan dilakukan di India akhir tahun ini, di mana Huawei menjadi salah satu perusahaan yang diundang untuk ambil bagian.
Namun, ada laporan bahwa India dapat membatasi keterlibatan Huawei dalam mengembangkan infrastruktur 5G-nya. Malaysia telah menjelaskan bahwa Huawei dapat terlibat dalam pengembangan jaringan 5G-nya, di mana Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengunjungi kantor perusahaan di Beijing pada bulan April.
Di Indonesia, Menteri Telekomunikasi Indonesia mengatakan pada awal tahun ini bahwa mereka akan rugi jika bersikap “paranoid” untuk menggunakan teknologi Huawei. Di Thailand, Huawei telah meluncurkan proyek uji coba 5G. Vietnam, yang sedang mengembangkan jaringan 5G, belum secara resmi melarang Huawei, tetapi operator telekomunikasi terbesarnya menggunakan teknologi Ericsson dan penyedia lain akan menggunakan peralatan Nokia dan Samsung alih-alih Huawei.
Jepang telah memblokir penggunaan peralatan Huawei untuk 5G karena kekhawatiran keamanan, meskipun seperti di negara lain, peralatan Huawei adalah bagian dari jaringan 4G yang sudah ada. Pertumbuhan 5G kemungkinan akan mengarah pada peluang lain untuk Huawei di seluruh dunia. Huawei mengatakan sudah memiliki 10 kontrak 5G yang dikonfirmasi di Timur Tengah.
Benua Afrika belum berada di garis depan sebagai pengadopsi awal teknologi 5G, tetapi negara-negara di Afrika dengan ekonomi yang lebih maju menyediakan pasar yang berpotensi subur. Di Afrika Selatan, misalnya, Huawei telah mengumumkan keterlibatannya dalam jaringan 5G komersial di Johannesburg dengan penyedia data seluler, Rain. Menurut satu badan industri, ada lebih dari 200 operator di 85 negara yang berinvestasi dalam jaringan 5G dalam beberapa bentuk hingga Maret tahun ini.